harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan ke RSUD Welas Asih yang terletak di Kabupaten Bandung. Momen tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah di akun TikTok pribadinya @dedimulyadiofficial. Dalam video itu, Dedi Mulyadi tampak berdialog langsung dengan KH. Olih Komarudin, Pimpinan Yayasan Al-Ihsan, sambil menjelaskan filosofi dari lambang baru RSUD Welas Asih yang sarat makna.
Gubernur Dedi Mulyadi secara detail membedah satu per satu bagian dari lambang RSUD Welas Asih. Ia memulai dengan menunjukkan tiga titik kecil yang berada di sisi kiri dan kanan lambang tersebut.
Menurutnya, tiga titik ini tidak dibuat sembarangan, melainkan memiliki arti penting dalam ajaran Islam. Tiga titik tersebut menggambarkan konsep dasar dalam kehidupan beragama, yaitu iman, Islam, dan ihsan.
Ketiganya merupakan nilai-nilai utama yang saling berkaitan dan menjadi pondasi kuat dalam menjalani kehidupan spiritual seorang Muslim.
“Ini lambang titik nol tiga ini adalah iman, Islam, ihsan, gitu, Pak,” kata Dedi Mulyadi menjelaskan kepada KH. Olih, Pimpinan Yayasan Al-Ihsan, dikutip Rabu (09/09/2025).
Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Kepala Daerah Lakukan Normalisasi Sungai untuk Atasi Banjir
Makna Filosofis dalam Lambang Baru RSUD Welas Asih
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi lalu melanjutkan penjelasan makna simbol titik tiga yang ada di lambang RSUD Welas Asih itu dengan makna filosofis lokal Sunda yang juga diwakili oleh simbol tiga titik.
Menurutnya, simbol tersebut juga berkaitan dengan ajaran “Tri Tangtu di Buana”, sebuah konsep dalam kearifan lokal Sunda yang menggambarkan keseimbangan alam dan kehidupan manusia.
“Titik tiga, tri tangtu di buana, gunung kudu aya awian (gunung harus ada bambunya), lengkob kudu balungan (lereng harus ada sungainya), lebak kudu sawahan (lembah harus ada sawahnya),” terang Dedi Mulyadi.
Selanjutnya, ia menjelaskan simbol lima titik yang menggambarkan siklus kehidupan manusia. Kelima titik itu juga merujuk pada nilai-nilai “Panca Waluya”.
“Ini titik lima siklus kehidupan. Ada juga Panca Waluya: Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer (sehat, baik, benar, pintar, kreatif),” ujar Dedi Mulyadi.
Simbol berikutnya yang dijelaskan Dedi Mulyadi adalah gambar rahim yang terdapat dalam lambang tersebut. Menurutnya, simbol ini merepresentasikan asal mula kehidupan manusia yang lahir dari cinta seorang ibu.
Pada bagian atas lambang, terdapat tulisan kaligrafi bahasa Arab yang kemudian ditanyakan Dedi kepada KH. Olih Komarudin.
Tulisan tersebut adalah “Ar-Rahman Ar-Rahim”, yang artinya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dua sifat Allah yang menjadi dasar kasih sayang dalam ajaran Islam.
“Sementara itu, lambang paling atas adalah tulisan ini adalah, naon eta teh Pak Kyai?” tanya Dedi Mulyadi kepada KH. Olih Komarudin.
“Ar-Rahmanirrahim,” kata KH. Olih.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Dituduh Anti Islam Gegara Mau Ganti Nama RSUD Al-Ihsan, Begini Responnya!
Tanggapan Pimpinan Yayasan Al-Ihsan Soal Logo Baru RSUD Welas Asih
Pimpinan Yayasan Al-Ihsan, KH. Olih Komarudin kemudian menanggapi penjelasan Dedi Mulyadi bahwa lambang baru RSUD Welas Asih tersebut jauh lebih lengkap dan bermakna dibandingkan lambang sebelumnya.
Ia mengapresiasi bahwa makna-makna dalam simbol yang dijelaskan Gubernur Dedi Mulyadi mencerminkan nilai-nilai yang dalam dan menyeluruh.
“Atuh iyeu mah lebih lengkap, daripada anu kapungkur (Ini lebih lengkap daripada yang dulu),” lanjut KH. Olih.
“Mangga bilih Aya koreksi (Silahkan jika ada koreksi),” kata Dedi Mulyadi.
“Wah teu aya (gak ada), ieu mah (ini) sangat lengkap melebihi apa yang dipersepsikan sama orang, sempurna,” kata KH. Olih.
Dedi Mulyadi Usulkan Pembuatan Prasasti Tokoh Pendiri RSUD Al-Ihsan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi juga menyampaikan pentingnya mengenang sejarah pendirian RSUD Al-Ihsan yang kini berganti nama menjadi RSUD Welas Asih.
Ia menekankan bahwa tidak akan ada masa kini tanpa adanya masa lalu, dan kesalahan di masa lalu pun bisa memberi pelajaran. Oleh karena itu, ia meminta agar dibuat prasasti yang mencatat nama-nama tokoh pendiri rumah sakit ini.
“Yang berikutnya adalah, tidak akan pernah ada masa kini kalau tidak ada masa lalu, orang boleh punya kesalahan, tapi kesalahannya juga memberikan manfaat, dimana mau dibikin prasasti? Jadi nanti Direktur Utama siapin prasasti, sebutin cikal bakal rumah sakit ini, sebutin nama-namanya,” kata Dedi Mulyadi.
Sebagai bentuk penghargaan, Dedi Mulyadi mengusulkan agar lambang baru RSUD Welas Asih diluncurkan bersamaan dengan pemberian penghargaan kepada keluarga para pendiri yang masih hidup.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Jawa Barat Butuh Sarana Pendidikan-Kesehatan, Bukan Provinsi Baru
“Kemudian nanti sambil diluncurkan lambang ini, kita berikan penghargaan pada keluarganya yang masih ada,” tandasnya. (Erna Ayunda/R7/HR-Online/Editor-Ndu)