Fenomena Awan Rendah Menyelimuti Jakarta, Ini Penjelasan BRIN

2 weeks ago 11

Fenomena awan rendah yang menyelimuti wilayah Jakarta membuat heboh jagat maya. Berbagai foto dan video yang menunjukkan fenomena ini dengan cepat menyebar di media sosial. Berbagai spekulasi pun muncul, netizen umumnya mengaitkannya dengan cuaca ekstrem.

Fenomena awan rendah ini terjadi pada pagi hari, 9 Januari 2025, yang terlihat jelas di wilayah Jakarta, terutama di area perkotaan yang padat. Masyarakat dapat melihat awan tebal yang bergerak rendah di langit Jakarta, yang menandakan adanya perubahan atmosfer.

Awan rendah adalah jenis awan yang terbentuk pada ketinggian yang lebih rendah dari biasanya, seringkali terlihat lebih padat dan dapat menyelimuti area luas dalam waktu cepat. Fenomena ini sering kali dikaitkan dengan perubahan cuaca yang signifikan, seperti hujan lebat dan angin kencang.

Baca Juga: BMKG: Pantai Cipatujah Tasikmalaya Berpotensi Terkena Dampak Gempa 8,7 SR

Penjelasan BRIN Terkait Fenomena Awan Rendah yang Menyelimuti Jakarta

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan penjelasan ilmiah terkait fenomena ini. Prof. Erma Yulihastin, Peneliti Ahli Utama di bidang Klimatologi BRIN, menjelaskan, awan rendah yang muncul bukanlah hal biasa.

 Dalam akun X @Elyulihastin, Erma menulis, fenomena awan rendah bisa jadi akibat adanya sistem badai besar. Erma menjelaskan, awan rendah yang terlihat di Jakarta bukanlah kabut, melainkan indikasi adanya badai yang bergerak cepat.

“Tidak ada kabut. Awan rendah yang menutupi gedung bergerak cepat, menunjukkan bahwa awan tersebut telah dipindahkan oleh badai besar,” tulisnya.

Mengapa Awan Rendah Bisa Terjadi?

Awan rendah terbentuk akibat kombinasi antara udara lembab, suhu yang tinggi, dan perubahan tekanan atmosfer. Fenomena alam ini sering kali menjadi tanda adanya sistem badai yang akan berkembang.

Salah satu jenis awan yang dapat terbentuk adalah awan cumulonimbus, yang sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang.

Prof. Erma menjelaskan, awan rendah ini terjadi karena pertemuan massa udara yang berbeda suhu dan kelembabannya.  “Ini bisa menandakan perubahan cuaca yang cukup drastis dan harus diwaspadai,” katanya.

Cara Mengantisipasi Cuaca Ekstrem

Masyarakat diminta untuk selalu memantau informasi cuaca dari sumber yang terpercaya, seperti BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), agar dapat mengantisipasi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.

Selalu pastikan untuk mengikuti informasi terbaru dari BMKG atau BRIN, dan perhatikan kondisi cuaca di sekitar Anda agar dapat menghindari risiko yang ditimbulkan oleh cuaca buruk.

Termasuk fenomena awan rendah menyelimuti Jakarta pada 9 Januari 2025, yang menandakan adanya sistem badai. (Tsalitsa/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |