Pasca Menang Versi Quick Count di Pilkada Jabar, KDM Kembali Tanam Padi Organik di Lembur Pakuan 

2 months ago 31

harapanrakyat.com,- Cagub Jabar Kang Dedi Mulyadi (KDM) pasca menang versi hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilkada Jabar, kembali melakukan aktivitas di rumahnya, salah satunya membantu warga menanam padi organik di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Kamis (28/11/24). 

Seperti biasa, KDM di pagi hari melakukan olahraga jalan kaki maupun lari untuk berkeliling kampung. Tak hanya itu, ia juga sambil menyempatkan mengontrol warga sekitar dan memantau pegawai-pegawainya.

Baca juga: Pasangan Dedi-Erwan Menang Telak 61,14 persen di Pilkada, Ini Respons KDM

Bahkan, ia juga sempat menanam padi organik di sawahnya. Hal itu sebagaimana ia ungkapkan sudah sejak lama mengembangkan jenis tanaman padi yang tidak memakai unsur kimia di sekitar rumahnya. 

Bukan hanya padinya saja, pupuk serta pembasmi hamanya pun berbahan dasar yang ramah terhadap lingkungan.

Kebiasaan Tanam Padi Organik 

KDM mengaku, ia tak canggung untuk turun langsung ke sawah menemani warga untuk menanam padi tersebut. 

“Ini sudah menjadi kebiasaan saya sejak zaman dulu. Saya sejak kecil hingga saat ini sering ikut menanam padi bersama warga. Jadi saya tahu betul bagaimana mereka berjuang. Jadi, jangan selalu mengeluh jika beras harganya mahal,” jelasnya. 

Dengan turun langsung ke sawah, ia harap para petani ke depan bisa lebih sejahtera dan makmur kehidupannya. 

Strateginya, kata KDM, adalah pemerintah melalui Bulog membeli langsung dari petani dengan harga standar yang berlaku di pasaran. 

Menurutnya, harga gabah per kwintalnya bisa di harga Rp 800 ribuan. Idealnya, petani bisa menjual di angka Rp 900 ribuan, sehingga mereka bisa mendapatkan untung mulai 10 hingga 20 persenan. 

“Kalau ada impor, harganya bisa tembus Rp 500 ribu pasaran gabah per kwintalnya. Jadi, pemerintah perlu membangun gudang dengan standar yang baik supaya berasnya dapat bertahan lebih lama. Sekarang itu banyak yang kondisi gudangnya kurang baik,” ujarnya. 

Oleh karena itu, KDM pun berencana bakal membuat kurikulum yang berbasis kultur serta menyesuaikan dengan wilayah para pelajar tinggal. 

Misalnya, jika pelajar itu berada di wilayah pesisir laut, maka perlu mendalami kurikulum seputar kelautan. Begitu juga mereka yang wilayahnya cocok untuk pengembangan peternakan, mereka perlu belajar ternak. 

“Kalau saja anak-anak kita yang ada di desa ternak 10 ekor bebek untuk kebutuhan pribadi misalnya, maka mereka sudah pasti mengkonsumsi telur setiap harinya. Dan ini sangat baik untuk kebutuhan gizi masyarakat,” imbuhnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |