Disdagkoperin Cimahi Awasi Lonjakan Harga Ayam dan Telur, Diduga Berkaitan dengan Program MBG?

12 hours ago 5

harapanrakyat.com,- Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi masih terus memperhatikan perkembangan harga serta pasokan daging ayam dan telur yang mengalami lonjakan. Hal ini seiring dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Apalagi Pasar tradisional di wilayah Cimahi sangat bergantung pada pasokan dari daerah penghasil.

“Kami belum dapat memastikan apakah peningkatan harga daging ayam dan telur ini berkaitan dengan program MBG. Perlu survei tambahan dan data pendukung sebagai bukti,” kata Hella Haerani, Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Kamis (23/10/2025).

Harga Ayam dan Telur di Cimahi

Hasil pemantauan harga di berbagai pasar tradisional di Cimahi, kata Hella, menunjukkan harga telur ayam tetap berada di kisaran Rp 31.000-32.000 per kilogram. Sementara daging ayam broiler berkisar antara Rp 35.000-40.000 per kilogram.

Baca juga: Razia Penertiban Rutin Pelajar, Tiga Siswa SMA dari Kota dan Kabupaten Bandung Terjaring Satpol PP Cimahi

Menurut informasi dari pengelola dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), kata Hella, sebagian besar mereka langsung membeli bahan baku dari pasar induk atau dari pemasok pangan.

“Mungkin dapur umum SPPG tidak langsung berbelanja di pasar tradisional. Harga paket MBG sudah ditetapkan, dan sepertinya tidak bisa kita kejar jika mereka membeli dari pedagang. Sehingga lebih mungkin mereka mengambil dari supplier atau ke pasar induk,” jelasnya.

Dia berpandangan bahwa kenaikan harga dan pasokan yang terbatas tidak serta-merta dapat langsung dihubungkan dengan program MBG. “Hal ini masih perlu kajian lebih dalam karena rantai pasokan bisa jadi berbeda. Kami pasti akan terus mempelajari dan memantau fluktuasi harga di pasar,” tuturnya.

Sebelumnya, para pedagang di pasar tradisional Kota Cimahi mengeluhkan tingginya harga beberapa bahan pangan. Kondisi ini semakin diperburuk oleh terbatasnya pasokan yang diduga terjadi akibat banyaknya pembelian untuk kebutuhan program MBG.

“Belanja dari Pasar Induk Caringin Kota Bandung. Pasokan menjadi sulit, banyak bahan pokok yang sudah diambil duluan oleh kendaraan MBG. Seringkali stok barang sudah habis atau tinggal sedikit, ini menyebabkan harga naik dan pembeli di pasar semakin sepi,” cerita Agus Chicken (52), seorang pedagang Ayam di Pasar Antri.

Dia juga menambahkan bahwa faktor cuaca berpengaruh pada kualitas panen sehingga pasokan mengalami hambatan. “Faktor panen yang tidak stabil, kemudian cuaca yang tidak bersahabat dan berubah-ubah juga berdampak pada pasokan. Terutama, saat ini pasokan dari pasar induk semakin sulit, kami harus bersaing dengan mereka yang berbelanja untuk MBG,” ujarnya. (Juhaeri/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |