Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Terpukau Teatrikal Kolosal ‘Nata Waruga Jagat Mapag Pajajaran Anyar’ di Sumedang

10 hours ago 6

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akrab disapa KDM, dibuat terpukau oleh penampilan teatrikal kolosal bertajuk “Nata Waruga Jagat Mapag Pajajaran Anyar”, yang menjadi penutup acara Medal Gapura Ekosistem Budaya Kasumedangan di Pusat Penelitian Sumedang (PPS) Jawa Barat, Rabu (29/10/2025) malam.

Pertunjukan megah tersebut melibatkan 100 penari gabungan dari berbagai sanggar seni dan komunitas budaya Sumedang. Tari kolosal itu pun berhasil membawa penonton menelusuri kembali jejak sejarah Kerajaan Pajajaran. 

Melalui tarian, musik, dan narasi teatrikal, kisah mundurnya Prabu Siliwangi serta gejolak politik yang mengguncang masa akhir kerajaan tersebut dihidupkan kembali. Pertunjukan pun penuh emosi, tetapi artistik.

Baca Juga: Sinergi Lintas Sektor Jadi Kunci, Angka Stunting di Sumedang Turun 6,74 Persen

Gubernur Dedi Mulyadi mengaku terkesan dan bangga atas pertunjukan yang menurutnya setara dengan pentas seni nasional.

“Selama saya menjabat sebagai wakil bupati, bupati, hingga kini menjadi gubernur, baru kali ini saya menyaksikan pertunjukan yang begitu berkelas di Jawa Barat. Ini luar biasa. Saya ingin karya seperti ini tampil di peringatan Hari Jadi Jawa Barat. Mulai sekarang, siapkan diri untuk tampil di sana,” kata Dedi, di akhir acara.

Tari Kolosal di Sumedang yang Bikin Dedi Mulyadi Terpukau

Pagelaran tersebut digarap oleh sutradara Ujang Bejo dengan naskah karya Dian Sukmara. Keberhasilan tari kolosal tersebut merupakan hasil kolaborasi besar antara Paguyuban Seni Budaya Sumedang, Dewan Kebudayaan Sumedang, mahasiswa, serta sejumlah sanggar tari lokal.

“Alhamdulillah, Pak Gubernur langsung mengapresiasi dan bahkan mengundang tim kami untuk tampil di perayaan Hari Jadi Provinsi Jawa Barat. Ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sumedang,” kata Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir.

Melalui kisah “Nata Waruga Jagat Mapag Pajajaran Anyar”, para penampil berusaha menyampaikan pesan bahwa nilai-nilai luhur. Serta kebijaksanaan leluhur Pajajaran masih relevan di era modern. 

Pergulatan kekuasaan, perpecahan internal, hingga misi penyelamatan mahkota menuju “Pajajaran Anyar” menjadi simbol harapan untuk kebangkitan budaya dan persatuan masyarakat Sunda masa kini.

Baca Juga: Operasi Premanisme di Sumedang, Dua Orang Diamankan karena Kedapatan Bawa Sajam dan Kratom

Teatrikal ini menceritakan Mundurnya Prabu Siliwangi sebagai Raja Pajajaran mempengaruhi eksistensi Pajajaran, tidak hanya secara politis eksternal tapi juga internal. Beragam dinamika politik kian meruncing karena perselisihan internal berebut kekuasaan yang membuat Pajajaran bubar. Sampai akhirnya ada misi penyelamatan mahkota menuju Pajajaran Anyar. (Aang/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |