Sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang menjadi salah satu harta karun wisata yang berdiri kokoh hingga saat ini. Terkenal menjadi peninggalan bersejarah Anneke Frelier, bangunan tersebut menawarkan perpaduan sejarah kolonial serta keindahan kebun teh begitu luas. Penasaran seperti apa kisah dan asal-usulnya? Berikut adalah penjelasannya!
Baca juga: Misteri Sejarah Kompleks Makam Belanda Cicurug Majalengka
Kisah Sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang
Banyak warisan dari zaman kolonial Belanda yang berdiri kokoh di Kabupaten Subang. Bangunan tersebut memiliki potensi untuk menjadi situs budaya dan bersejarah. Salah satu contohnya berada di area bekas perkebunan teh Bukanagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, yang dikenal sebagai Rumah Anneke Frelier.
Rumah ini berdiri sekitar tahun 1930-an dan menyimpan cerita tentang pesatnya perkembangan industri teh yang menjadi unggulan di Subang pada waktu itu. Pembangunan rumah ini berawal dari peletakan batu pertama oleh Anneke Frelier, yang merupakan putri dari A. Frelier, Administrateur Onderneming Bukanagara, ketika Anneke baru berusia tujuh tahun. Awalnya, bangunan ini diperuntukkan sebagai rumah bagi kepala Afdeling perkebunan Bukanagara. Bangunannya memiliki arsitektur khas kolonial Belanda yang anggun beserta ornamen Eropa klasik.
Baca Juga: Sejarah Taman Makam Pahlawan Haurduni Kuningan
Dalam Sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang, nama Anneke Frelier dapat wisatawan temukan pada sebuah plakat yang terpasang di dinding rumah tersebut. Plakat itu bertuliskan “DE EERSTE STEEN GELEGN DOOR ANNEKE FRELIER 15-6-30”, yang artinya “Batu dasar yang diletakkan oleh Anneke Frelier 15-6-30”. Meskipun ceritanya tidak banyak, namun nama ini menjadi identitas yang khas bagi bangunan tua tersebut.
Keunikan Desain Rumah Kolonial
Arsitektur yang khas menunjukkan bahwa rumah ini lebih dari sekadar peninggalan, tetapi juga menjadi pengingat penting dari sejarah Subang. Bangunan ini menyimpan kenangan bagaimana Subang dulu pernah menjadi pusat produksi teh yang signifikan di zaman Hindia Belanda.
Desain megah dari rumah ini mencuri perhatian, karena terletak di puncak perkebunan teh Bukanagara. Dinding yang kokoh, jendela besar, serta plakat sejarah menambah daya tariknya. Walaupun beberapa bagian telah mulai mengalami kerusakan, rumah ini masih menarik bagi wisatawan yang suka sejarah dan fotografi.
Rumah Belanda Anneke Frelier Subang meskipun tidak lagi berfungsi sama seperti dulu, namun tetap menjadi artefak penting dalam sejarah. Keberadaan Sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang ini mengingatkan masyarakat bahwa jejak-jejak sejarah dapat ditemukan di mana saja dan terus menceritakan kisah masa lalu.
Selain itu, hal ini juga mengingatkan tentang adanya perusahaan swasta Belanda yang terkenal sebagai Pamanukan dan Tjiasem Land (PNT Land). Kantor administrasinya terdapat di area yang sekarang menjadi pusat Ibu Kota Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Daya Tarik Wisata Rumah Anneke Frelier Subang
Sebab dikelilingi oleh kebun teh hijau luas, Rumah Belanda di Subang menawarkan pemandangan alam yang menyejukkan. Suasana sejuk pada ketinggian 1.200 Mdpl ini menjadikannya tempat yang pas untuk bersantai, berfoto, atau menikmati keindahan matahari terbit dan terbenam dari bukit-bukit kecil di sekitarnya.
Selain itu, sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang menawarkan daya tarik tersendiri seperti adanya Plakat Anneke Frelier beserta cerita masa lalunya. Hal tersebut akan memberikan pengalaman belajar sejarah yang sangat menarik. Selain itu, jika wisatawan gemar fotografi, arsitektur bangunannya memiliki tampilan unik dengan lanskap kebun teh yang bisa jadi latar foto Instagramable.
Wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam di sekitar. Terdapat udara bersih dan begitu segar, kabut di pagi hari, serta adanya panorama pegunungan indah. Bahkan lokasinya strategis karena terletak di Jl. Pabrik PTPN VIII, Desa Cupunagara. Wisatawan bisa mengaksesnya secara mudah menggunakan kendaraan pribadi.
Akses dan Fasilitas
Jalan menuju Rumah Belanda Anneke Frelier sekarang telah diperbaiki sehingga membuatnya lebih mudah dijangkau oleh wisatawan. Meskipun fasilitas yang ada masih sederhana, pemerintah setempat terus berupaya mengembangkan Desa Cupunagara sebagai desa wisata. Mereka bahkan menambahkan situs sejarah lainnya seperti Situs Cipabeasan dan Pabrik Teh Bukanagara.
Tips Mengunjungi Rumah Belanda Anneke Frelier Subang
Wisatawan sebaiknya datang pada pagi hari untuk menikmati udara segar dan kabut. Jangan lupa untuk bawa kamera supaya bisa menangkap keindahan arsitektur dan kebun teh yang ada. Selain itu, ada saran untuk menggunakan kendaraan pribadi karena transportasi umum di sana masih terbatas. Terakhir, penting bagi wisatawan untuk menghormati situs-situs bersejarah dengan tidak merusak properti yang ada di sana.
Baca Juga: Menelisik Sejarah Petilasan Jaka Tingkir Karawang dan Kisah Kesaktiannya
Sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang lebih dari sekadar bangunan tua. Ini merupakan tujuan yang mengombinasikan sejarah, budaya dan keindahan alam. Mengingat cerita menarik dari sejarah Rumah Belanda Anneke Frelier Subang dan daya tarik kebun teh, maka tempat tersebut perlu masuk ke daftar liburan. (R10/HR-Online)

 12 hours ago
                                7
                        12 hours ago
                                7
                    
















































