Musuh Nabi Ilyas perlu diketahui oleh umat muslim. Hal ini karena Nabi Ilyas itu sendiri merupakan salah satu utusan dari Allah SWT yang memiliki banyak keteladanan. Kisahnya sendiri terukir dalam sejarah Islam.
Baca Juga: Kisah Nabi Daud AS dan Ayat Tentang Gunung Bertasbih
Nabi ini hidup di zaman Raja Ahab serta Ratu Jezebel. Sang Raja memerintah Kerajaan Israel Utara. Raja ini zalim dan sering berbuat maksiat. Untuk kisah selengkapnya, bisa cek uraian di bawah ini.
Musuh Nabi Ilyas di Sejarah Islam
Bukan hanya sang raja saja yang berbuat zalim, melainkan juga kaumnya. Raja Ahab dan kaumnya tersebut jadi musuh Nabi Ilyas. Nabi ini sendiri terkenal sebagai nabi yang senantiasa berjuang keras dalam menegakkan kebenaran.
Tak hanya itu, nabi ini juga menolak penyembahan berkala. Pada saat itu, ritual penyembahan berkala memang sangat merajalela. Mengenai tempat tinggalnya, nabi ini tinggal dalam kawasan Kerajaan Somaria sekitar abad ke-9 SM.
Masa tersebut adalah zaman pemerintahan Raja Ahab dan generasi penerusnya. Tidak lain adalah Ahazia dan Yoram. Lebih lanjut, Allah SWT mengutus nabi ini untuk mengingatkan Bani Israil yang berani membangkang.
Hal ini karena kaum tersebut menyembah berhala secara terang-terangan. Bahkan melupakan kitab Taurat dan sama sekali tak mau menyembah Allah SWT. Nabi Ilyas harus menghadapi kaum yang jadi musuh tersebut agar kembali ke jalan Allah SWT.
Ritual Penyembahan Berhala Ba’al
Kaum Bani Israil memiliki kebiasaan buruk. Mulai dari hidup bermewah-mewahan, foya-foya hingga menyembah berhala yang bernama Ba’al. Berhala tersebut terbuat dari emas. Kaum Bani Israil menganggap berhala tersebut jadi tempat perlindungan sekaligus memohon pertolongan.
Berhala diletakkan di atas Gunung Karmal lengkap dengan altar. Untuk bisa sampai di tempat tersebut, kaum Bani Israil tidak ragu mendaki gunung. Ketika tiba di tempat sesembahannya, kaum Bani Israil memberikan sesajen untuk berhala wanita yang memiliki 4 wajah tersebut.
Baca Juga: Kisah Sahabat Nabi Musa yang Berkhianat Menyesatkan Bani Israil
Ukuran patungnya juga besar karena memiliki ketinggian hingga 20 hasta. Mengetahui adanya ritual penyembahan berhala tersebut, Nabi Ilyas lantas mengingatkan mereka. Akan tetapi, mereka tetap saja menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi Ilyas. Pada akhirnya, Nabi Ilyas menghancurkan berhala tersebut.
Dilanda Kekeringan dan Bencana Alam
Kemaksiatan yang dilakukan oleh musuh Nabi Ilyas tersebut membuatnya dilanda kekeringan selama bertahun-tahun. Menghadapi hal itu, Nabi Ilyas meminta Allah SWT untuk menurunkan hujan. Pada akhirnya, Allah SWT menurunkan hujan sehingga kaum Bani Israil tak lagi menderita akibat kekeringan.
Namun sungguh sayang, hal tersebut tidak membuat kaum Bani Israil bersyukur, melainkan semakin membangkang. Akibatnya, kaum Bani Israil ditimpa musibah lagi. Musibah ini berupa bencana alam gempa bumi yang goncangannya begitu dahsyat.
Gempa bumi tersebut membuat kaum Bani Israil bergelimpangan dan tak bernyawa lagi. Sementara untuk Nabi Ilyas dan umat muslim selamat dari bencana alam ini. Hal ini karena pasukan muslim tersebut sudah meninggalkan kotanya terlebih dulu.
Nasib Istri Raja Ahab
Bukan hanya kaum Bani Israil saja yang terdampak gempa bumi, melainkan juga istri Raja Ahab. Musuh ini memang sangat marah saat Nabi Ilyas menghancurkan berhalanya. Bahkan ia berencana untuk menangkap dan membunuh sang nabi.
Karena hal itu, istri sang raja beserta prajuritnya mencari Nabi Ilyas yang tengah sembunyi di gua. Untungnya, datang azab dari Allah SWT berupa gempa bumi. Istri Raja Ahab beserta pengikutnya langsung tertimpa longsoran gunung. Nabi Ilyas pun selamat.
Keteladanan Nabi Ilyas
Nabi Ilyas memiliki keteladanan yang bisa diketahui dari kisah tadi. Salah satu keteladanannya yaitu tidak gentar membela kebenaran. Ketika mengetahui ada kesalahan atau penyimpangan di depan matanya ia tidak ragu untuk menghadapinya. Bahkan tidak pantang menyerah meski mendapatkan penolakan atau penentangan.
Baca Juga: Nabi Isa Menurunkan Makanan dari Langit, Mukjizat Luar Biasa
Musuh Nabi Ilyas tidak lain adalah Raja Ahab beserta kaum Bani Israil yang durhaka. Meski berhadapan dengan musuh, namun Nabi Ilyas senantiasa sabar dalam menghadapinya. Ia juga tidak serta-merta meninggalkan kaum yang durhaka tadi karena tetap berdoa agar diberi hujan dan terbebas dari kekeringan. Hal ini menunjukkan betapa pedulinya sang nabi kepada kaum tersebut. (R10/HR-Online)