harapanrakyat.com,- Tiga bulan berjalan palang pintu kereta api sebidang di Desa Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, dipasang untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan yang memakan korban jiwa. Seperti halnya beberapa kecelakaan yang terjadi sebelumnya, yaitu adanya kendaraan roda empat dan roda dua yang tertabrak kereta api.
Penjaga palang pintu kereta api, Saripudin mengatakan, usai kejadian yang memakan korban jiwa itu, masyarakat akhirnya berinisiatif untuk membuat palang pintu.
Ia menjelaskan, pembuatan palang pintu ini bertujuan untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali karena banyaknya masyarakat yang melintasi jalur rel kereta.
Baca Juga: Seorang Pria di Kota Banjar Tewas Tertemper Kereta Api Kutojaya Selatan
“Setelah ada kejadian itu, dari lingkungan membentuk relawan. Semuanya ada 6 orang yang berjaga dengan cara bergantian,” kata Saripudin, Senin (20/10/2025).
Petugas Jaga Palang Pintu Kereta Api di Balokang Kota Banjar
Ia menyebutkan, biasanya dalam satu shift dijaga oleh dua orang mulai dari pukul 06.00 sampai 16.00 WIB, dan pukul 16.00 sampai 04.00 WIB.
“Ini merupakan swadaya dari masyarakat dan bikin saungnya juga dari Pak Kadus. Satu shift biasanya dua orang yang jaga,” tuturnya.
Lebih lanjut Saripudin mengatakan, petugas yang berjaga palang pintu kereta api sudah diberikan jadwal kereta yang akan melintas. Sehingga bisa mempersiapkan untuk menutup palang pintu secara manual.
“Alhamdulillah, setelah dijaga banyak yang mendukung, sehingga warga yang melintas jadi tenang dan nyaman. Kalau mau ada kereta melintas, tentu kita akan tutup palang pintunya. Kita juga sudah dikasih jadwal kereta api yang akan melintas,” tambahnya.
Meski baru berjalan kurang lebih tiga bulan dan bersifat sukarela, namun petugas penjaga palang pintu meminta pemerintah memberikan perhatian. Baik dari pemerintah kota maupun desa. Karena para penjaga palang pintu pun memiliki anak dan istri di rumah.
Baca Juga: Sistem Buka Tutup Perlintasan Kereta Jalan Benteng Ciamis, Ini Jadwalnya
Terpisah, Sekretaris Desa Balokang, Dadang Saryanto mengatakan, palang pintu kereta api sebetulnya sudah lama terpasang. Namun terkendala anggaran untuk honor penjaganya hingga akhirnya tidak ada yang mengoperasikan.
“Dulu pernah dipasang di sebelah selatan, karena palangnya tertabrak akhirnya patah. Beberapa kali dibetulkan tapi patah lagi, dan sekarang dipasang lagi. Palang pintu itu dibuat atas dasar usulan dari masyarakat,” jelasnya. (Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)