harapanrakyat.com,- Warga di Dusun Kalapasabrang, RT 3 RW 7, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, kini dapat menikmati biogas hasil pemanfaatan limbah kotoran sapi. Pemanfaatan limbah tersebut menjadi energi terbarukan merupakan inovasi Pemerintah Desa Kujangsari, dibantu oleh seorang inovator desa yang juga akademisi, Aino Sukirno.
Aino mengatakan, pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dilakukan melalui proses fermentasi dan sudah dilakukan proses uji coba. Kapasitas biogas tersebut mencapai 12 kubik, dapat mencukupi kebutuhan gas rumah tangga untuk 5-6 rumah penduduk dan mampu bertahan sampai 6 bulan ke depan.
Kualitas api yang dihasilkan dari biogas juga cukup bagus. Bisa digunakan secara normal, dan tidak mengandung bau kotoran.
Baca Juga: Mengintip Pengolahan Maggot Milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar, 1 Bulan Capai 1,2 Ton
“Sudah bisa digunakan kapasitas diameter 12 kubik. Jadi cukup untuk 6 bulan kedepan,” kata Aino kepada wartawan, Senin (10/11/2025).
Lanjutnya menjelaskan, instalasi penyaluran gas tersebut sudah terjamin aman karena dilengkapi dengan filter atau penyaring gas metana. Sehingga dapat dikonsumsi dalam jangka panjang.
Inovasi Limbah Kotoran Sapi Jadi Biogas di Kujangsari Kota Banjar
Melalui inovasi biogas ini, warga kini bisa menghemat gas rumah tangga. Mereka juga tidak lagi khawatir ketika terjadi kelangkaan gas karena sudah memiliki pengelolaan gas secara mandiri.
“Tinggal perluasan di level kelompok yang lain agar warga di Kujangsari ini memiliki kemandirian gas. Tidak bergantung pada Pertamina,” ujar Aino Sukirno.
Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid mengatakan, inovasi biogas dapat menjadi alternatif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gas rumah tangga.
Baca Juga: Pertamina Siap Beli Minyak Jelantah dari Masyarakat Lewat Program Green Movement UCO
Dengan adanya pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi energi gas tersebut, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan (bau) yang berasal dari kotoran sapi.
Menurut Ahmad, selain untuk biogas, nantinya limbah tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pupuk alami.
“Tadi sudah uji coba. Nanti akan kita evaluasi dan kita kembangkan di lokasi yang kain. Karena kami juga punya beberapa kelompok pembudidaya,” katanya. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)

3 weeks ago
24

















































