harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menegaskan bahwa setiap investasi yang masuk ke Jawa Barat wajib mengikuti prinsip tata ruang yang mencerminkan budaya Sunda. Ia menilai identitas lokal tidak boleh tergerus oleh pembangunan, justru harus menjadi pijakan utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pesan tersebut disampaikan KDM saat membuka The 7th West Java Investment Summit (WJIS) 2025 di Hotel Pullman Bandung, Jumat (14/11/2025). Dengan tema “Strengthening Regional Resilience through Green Industry, SMART Investment and Inclusive Growth”, acara ini menjadi forum strategis untuk menyelaraskan arah investasi dengan karakter daerah.
Menurut KDM, potensi alam Jawa Barat yang subur dan indah harus diterjemahkan dalam penataan ruang, desain kawasan, dan arsitektur yang memegang nilai-nilai Padjajaran Sunda.
Baca Juga: KDM Lepas Ekspor Perdana Ribuan Sepatu dari Majalengka, Bukti Industrialisasi Jabar Mulai Menguat
“Setiap desain investasi, baik industri, perdagangan, maupun perumahan, harus dibarengi penataan ruang dan lingkungan yang memadai, dengan arsitektur berciri khas Padjajaran Sunda,” ujarnya.
KDM Sebut Investasi di Jawa Barat Tak Bisa Berdiri Sendiri
Ia menekankan bahwa industri tidak bisa berdiri sendiri. Kawasan pabrik, permukiman, sekolah, hingga jaringan jalan perlu terintegrasi dengan lingkungan sosial dan destinasi wisata, sehingga ruang ekonomi memiliki daya hidup serta daya tarik.
KDM juga menyoroti rendahnya belanja lokal tenaga kerja asing di kawasan industri, yang menyebabkan perputaran uang keluar dari daerah. Karena itu, ia mendorong terbentuknya inner circle economy agar nilai tambah ekonomi tetap berada di masyarakat sekitar.
Ia turut mengingatkan pentingnya disiplin birokrasi. Menurutnya, ekosistem investasi yang sehat hanya muncul ketika perangkat daerah saling terhubung dan bekerja tanpa celah bagi ketidakpatuhan.
Dalam sembilan bulan terakhir, ia menyebut sejumlah indikator ketertiban ruang publik di Jawa Barat menunjukkan tren perbaikan signifikan.
Lebih jauh, KDM menegaskan pentingnya kebijakan berbasis data dan pertimbangan rasional. Ia mencontohkan polemik pembatasan study tour yang sempat dikritik namun faktanya tidak menurunkan angka wisatawan. “Akhirnya masyarakat kembali pada kebijakan yang rasional,” katanya.
KDM menambahkan, Jawa Barat tetap membuka diri terhadap investasi, tetapi tetap harus selektif demi keberlanjutan lingkungan, budaya, dan keamanan publik. “Kita boleh mengundang investasi, tetapi tidak boleh menjual diri,” tegasnya.
Selektivitas, menurutnya, justru meningkatkan kepercayaan investor berkualitas, sebagaimana praktik di negara-negara maju.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Pemkot Bandung Serius Menangani Sampah
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi agar Jawa Barat tumbuh sebagai provinsi yang maju, tertata, dan berdaya saing. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

2 weeks ago
24

















































