Para ilmuwan berhasil mengungkap penemuan fosil badak di Kutub Utara. Hasil penemuan ini mengubah pemahaman mereka mengenai evolusi badak serta sejarah jembatan darat purba di wilayah tersebut. Langsung saja, berikut identifikasi penemuan fosil badak yang dirangkum para ahli.
Baca Juga: Identifikasi Jejak Penemuan Mumi Edmontosaurus AMNH 5060
Identifikasi Penemuan Fosil Badak di Kutub Utara
Tim peneliti berhasil menemukan fosil badak di Pulau Devon, Nunavut, Kanada. Fosil berada di dalam kawah benturan selebar 23 kilometer yang terbentuk akibat hantaman asteroid sekitar 23 juta tahun lalu. Terkait hasil temuan ini, tim peneliti menyebut bahwa fosil merupakan Epiatheracerium itjilik.
Pengenalan Spesies
Tim peneliti mengungkap fosil badak purba yang terawetkan dengan sangat baik. Hampir seluruh penemuan fosil bisa melengkapi informasi spesies badak paling utara saat ini. Nama Epiatheracerium itjilik yang tersematkan pada spesies memiliki makna tersendiri. Di mana, “itjilik” berarti beku atau embun beku dalam bahasa Inuktitut. Hal tersebut merujuk pada kondisi es tempat ia ditemukan.
Kemungkinan besar, area tersebut merupakan habitat hutan beriklim sedang. Mungkin badak yang sudah punah tersebut masih hidup pada Miosen Awal. Periode tersebut berlangsung sekitar 23 juta hingga 16 juta tahun yang lalu.
Saat ini, hanya ada sekitar lima spesies badak di Afrika dan Asia. Di masa lalu, mereka bisa ditemukan di Eropa dan Amerika Utara dengan lebih dari 50 spesies dari catatan fosil. Dr. Danielle Faser, penulis utama dari studi mempresentasikan penemuan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Ciri-ciri Fosil Badak
Penemuan fosil badak di Kutub Utara ini memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi mereka. Tim peneliti melakukan identifikasi berdasarkan tulang-tulang peninggalan dari badak Arktik. Para ahli memperkirakan bahwa ukurannya relatif kecil dan ramping. Hal tersebut tak sebanding dengan badak India modern yang tingginya bisa sekitar 1.7 meter.
Baca Juga: Fenomena Badai Melissa di Jamaika Picu Malapetaka Dahsyat
Hasil temuan mengungkap bahwa Epiatheracerium itjilik tidak seperti badak sesamanya. Sebab, badak tidak memiliki cula. Kemungkinan besar, badak mati pada awal hingga pertengahan masa dewasa. Hal tersebut berdasarkan identifikasi keausan pada bagian gigi dan pipinya.
Hasil Penelitian Cukup Istimewa
Awalnya, para peneliti menemukan fosil badak purba tahun 1986. Penelitian ini berlangsung ketika para ahli berhasil menemukan gigi, tulang rahang dan sebagian tengkoraknya. Beberapa tahun berikutnya, penelitian terus berlanjut hingga menghasilkan spesimen badak purba Arktik yang sangat langka.
Menurut salah satu peneliti dalam studi ini, Marisa Gilbert, keistimewaan fosil badak Arktik terletak pada kondisi tulangnya yang sangat baik. Tulang-tulang badak masih utuh dalam bentuk tiga dimensi. Hanya sebagian kecil saja yang tergantikan oleh mineral.
Hasil penelitian mengungkap sekitar 75 persen kerangka badak berhasil ditemukan. Hal ini menjadi pencapaian yang luar biasa. Sebab, jarang sekali fosil hewan purba bisa terawetkan dengan lengkap.
Identifikasi Silsilah Keluarga Badak
Penemuan fosil badak di Kutub Utara memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana badan menyebar antara Amerika Utara dan Eropa jutaan tahun yang lalu. Mereka sukses menempatkan spesies terbaru ini dengan mempelajarai taksa rhinocerotid lain yang mayoritas telah punah. Identifikasi peneliti menunjukkan bahwa badak Arktik bermigrasi ke barat memanfaatkan jembatan daratan Atlantik Utara yang sudah terendam.
Awalnya, para peneliti memperkirakan jika jembatan tanah ini memfasilitasi penyebaran spesies hingga 56 juta tahun yang lalu. Namun, penemuan Epiatheracerium itjilik menentang argumen tersebut. Sebab, jejak penemuan menunjukkan bahwa badak bermigrasi dari Eropa ke Amerika Utara jauh lebih baru, mungkin paling lambat pada masa Miosen.
Mendeskripsikan spesies baru menjadi hal yang selalu menarik dan informatif bagi para peneliti. Namun, identifikasi Epiatheracerium itjilik ini memberikan lebih banyak manfaat. Sebab, rekonstruksi evolusi badak menunjukkan bahwa Atlantik Utara memainkan peran yang jauh lebih penting dalam evolusi mereka. Hal tersebut tergolong lebih dari apa yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga: Fenomena Menarik di Alam Liar, Cara Serigala Menandai Pasangannya
Secara keseluruhan, penemuan fosil badak di Kutub Utara bisa mengungkap fosil yang hampir sempurna. Kini, Epiatheracerium itjilik ternobatkan sebagai badak paling utara dalam sejarah. Penemuan fosil badak di Kutub Utara tersebut membuka wawasan baru untuk memahami bagaimana hewan purba beradaptasi dan berevolusi di bumi jutaan tahun yang lalu. (R10/HR-Online)

3 weeks ago
26

















































